“ Depan hari “
Sirna detik demi hari
Ketika memimpikan dirimu
Ini bukan sekedar
permainan
Jiwa ini tak pernah retak
Hanya pikiran yang
terbekukan bayangmu
Dimalam tiba
Bintang tak dapat puaskan
segala rindu dihati
Rembulan tak bisa
gambarkan wajah ayumu
Hanya lentera bambu mampu
gambarkan
Sendu rindu tak berpunya
Selalu
Indahmu tertutup oleh
tangis yang mengering
bagaimanapun tetap aku
mendengar degub tak bernada
memanggil segalamu disini
aku tau
sulit meninggalkan rindu
gila ini
segala syurga berikan
tanda akan hadirmu
bagaimanapun, telah berpaling
tubuh ini
“ pada tubuh lain tubuhku
mengemban “
tetap saja
sedikit kenanganmu
mengekang segalaku untuknya
entah, depan hari
siapaku untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar