Minggu, 30 Juni 2013

maafkan istriku, sekarang bbm 6,5 dan harga bahan pokok mahal....cukup tajin untuk bayi kita

" aku dan wanita ranjangku "



wanita diranjang
maafkan aku tak berimu daster


wanita diranjang
maafkan aku jika buncitkan perutmu


wanita diranjang
gemulaimu tinggal peluh keringat


wanita diranjang
telanjangmu jadikanku budak kehidupanmu


wanita diranjang
esok hari kubuatkan jungkitan mesra



wanita diranjang
terima tajin yang kusuguh padamu


wanita diranjang
sisakan tajin untuk jabang bayi


wanita diranjang
sabar, kita sedang dihimpit penguasa



wanita diranjang
sebah aku keloni bunglonnya pemangku

KARENA MEREKA
HANYA, BERDALIH, TERTAWA,  mengenakkan pribadi

Jumat, 28 Juni 2013

antara kentut dan cinta



“ Satu tanya “


Wanita dirasaku
Mengertilah sekini hari masih rasaimu
Pernikahanmu
Berikan Arsyifa Ardiyanata
Meski dengan kambing lain


Wanita dirasaku
Ini hari masih kumenanti datangmu
Dengan senyum yang kuimpi setiap pagi


Wanitaku ingatkah dulu
Kuhenti langkah semut dikerudungmu
Lalu kuminta kau untuk kentut
Engkau marah !!! sekata-kata


Jujurku
Ingin kumendengar kentutmu
Tak kau kentut, normalkah kau?
Sedang sikentut indah berinya TUHAN
Jujur
tak kau kentut, hidupkah kau?
relaku sembuhkan pantatmu


Jujurku
Ingin sekata seadanya
Ingin setingkah senormalnya
Hingga kini
Kentutmu asing di pendengaran dan penciumanku
Mengapa? Sedang wajahmu halangi wajah istriku disini

sastra jawa indonesia

“ siti sumirah “


Mesti endah urip iki
Yen ana sliramu neng sisihku
Gur kowe lan aku


Mesti endah urip iki
Yen sliramu nyimpen tresnaku nek atimu
Dadi impen neng atiku


Lintang ngertenono awakku
Kenya sing dadi ati
Tangisku sing kairing gagak
Mratandakne bronto kang ora bisa ilang


Wulan
Cekakno wektu iki
Supaya ora ngrekes batin iki

Kamis, 27 Juni 2013

Munarman (Jubir FPI) Siram Sosiolog Tamrin Tomagola di TVone



begitu

gadis melongok rembulan

" 7 jam dan dua gadis "


2 gadis melongok rembulan
acungkan setali mawar tak berbunga


simpulan sabit
menukik hujamkan hujah
dengan lebat air berbatu


7 jam telah berlalu
masih 2 gadis melongok rembulan
satu tangan memeras duri


2 gadis melongok rembulan
7 kali hujat hujani rembulan
rembulan
kau bukan tuhan
sembunyi terus pada pekat mendung


2 gadis melongok rembulan
7 kali niscaya dilantangkan
dimana wajah bapak
dia terbang mencari TUHAN
dan kau halangi sembahanku pada TUHAN

(pada muhrain dan 2,7)

Rabu, 26 Juni 2013

si komo mencari sijampang di jakarta

" si komo mencari si jampang "


si komo menata hidup
langkahkah wajah di jakarta
mengais rejeki diatas roda
tinggalkan SRI dewi di sarang pelamun


si komo merindukan segala rasa
dimana canda dulu tercecer di sudut lantai
berkasih dengan pengapnya ibukota


disini kami menanti baiknya kabar
lalu menanti ponakan kami dari DEWI SRI


jangan engkau bawa wajah mungilmu
meski segajah mungkur
beri mereka disana wibawa
beri mereka timurnya KALIJAGA


kami MDG group menyatakan
si komo SOLD OUT


nanti masa
datanglah pada pangkuan bunda
datanglkah pada gigi-gigi yang selalu menunggumu

Senin, 24 Juni 2013

makian asik dengan puisi 2,7

" menungsa "
(tanpa 2,7)


dekat
disia
diamuk


jauh
didamba
disanjung


dekat
hilang
kelimpungan



" menungsa "
dengan 2,7)


dekat, disia diamuk
jauh, didamba disanjung bumbung


dekat menghilang
jauh, tak tentu lari mendekat

mbelingnya puisi 2,7



“ ini belatung busuk berteriak bisik “
(tanpa 2,7)


Membajak bumi dengan kaki
Menjejal syurga dengan fikir
keloni jaman dengan akal werok


semua miring


berdecak seluruh nadi
mengakar permusuhan ideologi
meruncing pergunjingan sesat
belukar mani ditampuk kuasa


belatung kurap kalian semua













“ ini belatung busuk berteriak bisik “
(dengan 2,7)


kaki  Membajak bumi
Menjejal syurga dengan fikir


Para geblek
keloni jaman dengan akal werok


semua miring
rasa kodratnya menungsa mati njengking


darah berdecak seluruh nadi
mengakar permusuhan ideologi


meruncing pergunjingan sesat
belukar mani ditampuk kuasa


ini belatung teriak
belatung kurap kalian semua

Minggu, 23 Juni 2013

JAVANESE poetry

" sak nalika "



sak nalika tetepangan sliramu,
ati kagugah dening kasampurnaning wadakmu

nalikane katresnan mbombong ati
tan kena uwal saka ayang ayangmu

nalika jinumbuhan ati
sliramu dadi klangenanku

hamung siji
tresna iki amarga titah keng MAHA AGUNG
nora bisa tak uwalake saka panguripan iki
pepintaku
mugi sliramu gelem dadi makmumku
bisa sinandingan nglawan bebendune kadonyan
hamersudi manunggaling sak kloron tumrap kersane GUSTI

lagi berpuisi dengan koridor satu bait 2,7 (jenis puisi)



" sejak saja "
(tanpa 2,7)


sejak mengenal
hati tersentuh sentak
batin terbelai berai


sejak berkecintaan
ada saja pesakitan yang indah


 
sejak saja
aku jadi empumu
hati jarang bicara - - karna tak bisa
hanya saja
memandang bibirmu - - cinambung
apalagi tubuhmu


 
sejak tiada
tau cinta itu apa
hanya kedok nafsu


 
sejak bertapa
tau cinta itu benar
jika suruhan TUHAN





" sejak saja "
(dengan bait 2,7)


sejak mengenal, hati tersentuh sentak
terbelai berai


sejak berkecintaan
ada saja pesakitan yang indah


sejak saja jadi empumu
hati tak bicara


hanya saja
memandang bibirmu memang sedikit  cinambung



sejak tiada, tau cinta itu
kedok nafsu


sejak bertapa tau sebenar cinta
suruhan TUHAN

Kamis, 20 Juni 2013

romantic JAvanese poetry, puisi jawa

" neng endi tresnaku "


Anyegara rasa iki
Neng digdug’e dada

Nyengkerem kenceng ewuh ati
Amarga tresno kang klimpungan


Neng kene ati nyempurnakke pribadi
Kabeh cidra kang diendahke


Nanging, batin wuyang wuyung
Sapa aku sapa koe
Ora biso ketemu ing tresna


Tresnaku anglembara
Bingung arep nglenggana

Kanggo koe,
Tresnaku kadya dandan ing njaratan

Kanggo jaka liya, 
cukup!  Kaya ciblek ngagarwa alim

sastra 2,7 terlalu singkat dan menghalangi sebuah ruh puisi bercinta dengan penyair dan para pikiran pembaca, stucknant, bagaimana dengan 2,7 yang ini



“ Tak berperaduan “
(tanpa 2,7)


Terbelanga rasa
Dalam pikuk pekik dada
Menerkam nerjang gelisah
Tentang cinta gamang yang selalu resah


Disini hati sempurnakan diri untukmu
Dengan segala kecam yang kuindahkan
Namun, batin terambing oleh ragu
Dimanaku dimanamu beraduan


kasih yang sedang berdendang riang
tak tau hendak beranjak
padamu,  selayak bersolek dipemakaman malu
pada siapa,  seraya binal bertuankan alim





“ Tak berperaduan “
(begini saja, dengan 2,7 tetap dengan ruh dan segala sastra dulu)



Terbelanga rasa ini
Dalam pikuk pekik dada


Menerkam nerjang gelisah
Tentang cinta selalu resah



Disini hati sempurnakan diri
Dengan kecam kuindahkan



Namun, batin terambing ragu
Dimanaku dimanamu beraduan



kasih berdendang riang
tak tau hendak beranjak


padamu, laku aku
selayak bersolek dipemakaman malu


pada siapa, 
cukup!  seraya binal bertuankan alim