memega putih dinding tubuh indahmu
melantun merdu memanggil pasang mata
taklukkan hariku dengan punggung lenganmu
memegah hitam urai rambutmu
memagut palu paras wanita lain
hunuskan perbudakan jiwa dengan harum tubuhmu
seburung pipit rekah bibir itu
segunung madu mematuk fikiranku
memendam selaksa duka dengan syurga ditiap sudut bibir
mentari yang iringi geliat bumi sembunyi didalam medung
takut terjatuh dilanda kerling binarmu
beri sejuta gemintang bahgia lewat siluet rona matamu
gadis datanglah dan tetaplah arungi kehidupan ini
hingga lelahku tuk bernapas

Tidak ada komentar:
Posting Komentar