bergurun dzikir kusenandungkan dengan harpa hati
kusam sajadah panjang kukecup dengan keningku
tarian tarian ibadah kusembahkan bersama tangis mengemis
aku lelah dengan kehausanku akan rindu PADAMU
dengan segala daya mencari siapa sejatinya ENGKAU TUHAN
dengan segala upaya menerka CAHAYA dibalik cahaya
yang kutemui hanya kesesatan ilmu yang jauh menyimpang
dalam jenuh tafakur dengan khusuknya sunyi
sandarkan diri di teras petani sayur
sehelai kacang panjang
sedar, mata tengah menatap kuasaMU ya TUHAN
sempurna benih tertutup daging juga kulit
tak disangkal lagi
TUHAN di kacang panjang
telah dicukupkan kacang panjang dalam sehelai saja
telah semangnya pelihara helai demi helai
bekali sehelai dengan utuh
tuk tunaikan perintah TUHAN dibumi
begitu, ingin TUHAN pada kita
dilahirkan IBU
dipelihara hingga dewasa
dibekali ribuan ilmu rohani dan duniawi
tuk jadi khalifah
wali-wali ALLAH
Kacang panjang
antara nyata dan semu
kutatap dalam kacang panjang
semakin dalam semakin tiada ujudnya
BERUJUD di kacang panjang
kuhalangi cahaya dari pandangan
yang kudapati adalah pengetahuan dari ENGKAU ya ALLAH
BERKASIH di kacang panjang
kukecap berkali buliran kacang
yang kurasakan sejuk belaian-MU ya ALLAH
TUHAN di kacang panjang
ENGKAU tiadakan yang ada
ENGKAU adakan yang ada
kini..
kumengerti cahaya dibalik cahaya
ENGKAU tak boleh kucari
KUASAMU telah penuhkan iman ini
sempurnakan perjalanan ini
menujuMU ya ALLAH
tidak lagi masalah SYURGA atau NERAKA
hanya ENGKAU dan ENGKAU
ALLAH
Disini Kita Berlajar, berdendang, bernyanyi puisi cerpen sastra dan menyelami indahnya untaian kata......silahkan gunakan seindah yang anda ingin...bersama kita selami indah pelukan TUHAN dalam dunia seni yang menakjubkan tidak sebesar sutardzi colozoum bacri, chairil anwar, Ws rendra, atau penyair besar. namun bagi saya sebuah puisi menjadi berarti dan bermakna bagi satu orang saja sudah sangat memuaskan.
Senin, 21 November 2011
Kamis, 06 Januari 2011
BATU HENING GENDAM BATIN
“ batu hening”
Berhambur raga
Terjaga geliat malam
sepi, tergeletar .. terlantar
Penggal demi penggal pahit kemarin tersusun
tertuang lewat lukisan angan
Berarak timbun, sekat antara berang jua sesal
membuta, retas serpih demi serpih memori
mencari sisa rembesan
Meradang setitik air dalam segaran pipi
Kerontang mati koyak pedih.
tak kuasa tahan beban ini
penuh kepasrahan hidup di setiap sudut
masih penuh dengan asa yang pincang
tetap saja ku tahan semua
membatu hening
sewaktupun meledak radang
hingga ujung waktu kutemui indahnya hari
"BATIN TERPERKOSA (tidakkah kau sadar suamiku sayang .. inaNgku sayang)"
dulu
janji cinta dihadap wali
damai
hidup meski tanpa genggaman emas darimu
mimpi
yang tak habis terbeli tangis
papa
kini kau jual aku di gubuk karaoke
perih batin tertusuk kemaluan
dan kau....!
mabuk dengan lembaran uang ditangan
papa
mengapa..
kau kecup kening ini dengan sloki
mengapa..
kau belai mata ini dengan kepalan tangan
kala maluku tertusuk dengan sedikit rasa cinta
meski..
dia tetap berimu lembaran-lembaran uang
papa
semua kulakukan karna paksamu
hidup kita
berangsum dari desah tak kuasaku
HARUSNYA KAU HALALKAN NAFKAH BAGIKU!
papa
jika tak ijin bagiku mendesah dengan sedikit rasa
mengapa..
TETAP KAU JUAL MALUKU DISINI
SEKALIAN SAJA PAJANG AKU.. TANPA CAWAT DITERAS RUMAH
red ; Sri, gadis karaoke di daerah boyolali timur
Berhambur raga
Terjaga geliat malam
sepi, tergeletar .. terlantar
Penggal demi penggal pahit kemarin tersusun
tertuang lewat lukisan angan
Berarak timbun, sekat antara berang jua sesal
membuta, retas serpih demi serpih memori
mencari sisa rembesan
Meradang setitik air dalam segaran pipi
Kerontang mati koyak pedih.
tak kuasa tahan beban ini
penuh kepasrahan hidup di setiap sudut
masih penuh dengan asa yang pincang
tetap saja ku tahan semua
membatu hening
sewaktupun meledak radang
hingga ujung waktu kutemui indahnya hari
"BATIN TERPERKOSA (tidakkah kau sadar suamiku sayang .. inaNgku sayang)"
dulu
janji cinta dihadap wali
damai
hidup meski tanpa genggaman emas darimu
mimpi
yang tak habis terbeli tangis
papa
kini kau jual aku di gubuk karaoke
perih batin tertusuk kemaluan
dan kau....!
mabuk dengan lembaran uang ditangan
papa
mengapa..
kau kecup kening ini dengan sloki
mengapa..
kau belai mata ini dengan kepalan tangan
kala maluku tertusuk dengan sedikit rasa cinta
meski..
dia tetap berimu lembaran-lembaran uang
papa
semua kulakukan karna paksamu
hidup kita
berangsum dari desah tak kuasaku
HARUSNYA KAU HALALKAN NAFKAH BAGIKU!
papa
jika tak ijin bagiku mendesah dengan sedikit rasa
mengapa..
TETAP KAU JUAL MALUKU DISINI
SEKALIAN SAJA PAJANG AKU.. TANPA CAWAT DITERAS RUMAH
red ; Sri, gadis karaoke di daerah boyolali timur
Langganan:
Komentar (Atom)