Jumat, 30 Oktober 2009

kuPINJAM TUK MEMUJAMU

TRANSFORMASI CINTA ILLAHI

Geletak kuda

Tapal kuda berdentang

Patahkan dunia pijarkan lava

Tubuh sekapas turi

Aku takut tapal ini terjeda

Sepercik air tatapiku

Takut pada rupa ini

Bernanah dosa

Kala itu akhir mula

Rindui mati akhir dosa

Mulakan abadi hidup

Demi Masa

Demi mentari yang tundukkan bunga

Bulan mengiring kuncup

Aku terbelah senyumMU

Selayak mati masihku merajut

Pabila siang sibakkan bumi

Malam sisakan bintang

Yang sucikan jiwa pendosa

Kebodohanku bila KAU kujamah

Tak kuasa serapahi adaMU

Dalam dua bibir yang menari

Namunku kan mendaki dengan jemari

Tuk cumbui lentik lambaiMU

Demi mentari sepenggal meninggi

Malam semakin sunyi

Aku takkan sudahi jejal

Agar dapati kerling senyumMU

Tentuan akhir mulaku

Akhir mulaku

Kala masa muak pada dunia

Pijakanku tergoncang gelombang

Ribuan bala berjubah sutera

Beriring PANGUASA RIBUAN CAHYA

Laknat bagimu pemuja dunia

Serapahmu tak bertubi talu

Sujudmu tak berbalur tanah

Hanya lava tercumbui

Kala masa muak pada dunia

Pijakanku tergoncang gelombang

PENGUASA RIBUAN CAHYA

Bingarkan kelakar senyap

Kala masa muak pada dunia

adaMu tlah menjelma

Akhir ini nanti jiwaku

Mulakan jiwa yang tenang

Kabut dijaring rapuh

Demi PENGUASA REMBULAN

Sungkur kening di bumi

Sedetikpun mengerling rapuhlah diri goyahlah hati

Terasuki kiasan iman

Ibadah lain Dari sujudku

Masihku jauh dari nafasMU

Kucupi alas dikening agar dapati hadirMU

Beri setitih cahyaMU agarku layak di berandaMU

Ingin jua lelap disyurgaMU

Ampunmu

Kumengemis ampunMU

Kerna silaf hamba

Nabi Muhammad

Hanya replika sifatMU

Jauh dari kesempurnaanMU

Dia menunduk kerna tau

Sahabat pun menangis

Saat telaah jubah kenabiaanNya

Tapi mengapa

Tingkah manusia melebih

Lebih dari rendah hati nabi

Sebenar bagi kiasan kita

Tak layak sentuh jejal kakiNya

Tanyaku

Tuan penguasa jagad

Sabdakan mati

Jinjing hidup yang penatiku

Jujur padaMU

Makin tersapa makin pula alam tinggalkanku

Tuan penguasa jagad

Siapaku sapaMU

Aku sesat dalam diri

Sejatiku harap indahnya kematian

Hibahkan Isroil kepal nyawa

”Transformasi cinta ILLAHI

Kebenaran cinta adalah hampa

Hanya replika Basmallah

Maha Pengasih

Maha Penyayang

Karunia ALLAH sudah cukup

Jika engkau kekasihku

Semua kekasihku

Simpulan ALLAH sudah cukup

Adamu adalah adaku

Semua tiada

Nisan

Bukanlah batasan rasa

Sapanya mula tak berujung

Jujur kusemai padamu

Engkau cinta ketigaku saat ini

Tapi tak bisa aku

Tuk cumbui Sang Pencipta

Juga Dua Insan yang karyakanku

Inna As Aluka Billah

Habibul Salih

Sesungguhnya aku memintamu

Dengan menyebut nama ALLAH

Jadilah kekasih yang Salehah

Rumpun

Dosakah dina kerna silaf ini

IbaratiMU selayak rumpun

Dari kami bermesum dosa

Semut selayak kami

Lemah kami dapat angin setubuhi

Namun diketiakmu kami lelap

Kami mereguk dari embunMU

kami tak letih terlalu bodoh

Mengapa rumpun teduhi kami

Takkan punah sebara api

Tak pula kering setapak gajah

Tunduk kami dipangkal guntaiMU

Nisan dadaku

Antara fajar dan puluhan binar

Sujud demi fikir yang jernih

Tidak satu apa ku dimatamu

Hanya noda di kain kafanmu

Ribuan rasa berpasak

Bertautan meninggi bumi

Tidak satu apa awan menunduk

Hanya liur dimata yang terantuk

Mereka beranai ayun

Pusaka dunia terjamahi

Tidak luput satu dimataMU

Tulang ini mulai merasa

Bertautan menatap cemeti

Tidak satu apaku merayu

Hanya takut KAU hinakanku

Adamu padaku

Gelegar petir belah mega

Turunkan hujan setitih

Dan bumi tertunduk diri

Tentuan itu yang kunanti

Maka Kau kan temuiku

Namun ragu pada lakuMU

Apakah rengkuhi tanganku

Ataukah KAU remuk adaku

Demi malam berpurnama

Lembayun tabir senja

Apa jua lakuMU

Tak terbesit tuk dustaiMU

Tidak ada komentar: