“ SALIRANING PANGAJI MANAH “
TABIR cinta perlahan mulai kehilangan jiwa. Tak ada manusia yang mengerti lagi “ apa itu cinta ?“. Hilangkah kesakralan cinta?. Dunia perlahan telah memutar balik arti kesucian dari rasa tersebut.
Kepingan karat hati ini tak ingin bercerita tentang cinta yang terdampar oleh harta, kesempurnaan fisik ataupun asas – asas manfaat yang lain. Namun kisah ini sekedar coretan dinding tentang anak manusia yang bodoh mengagungkan cinta diantara kemajuan duniawi. Banyak kegilaan yang tak bias dimengerti oleh akal pikiran. Mungkin juga hanya kebodohan seorang manusia yang salah menilai jaman mungkin juga kemanusiaan sudah purnakan kewajibannya. Tulisan ini adalah babak dalam pencari kematangan seni bersyair diantara kemunafikan yang merejai manusia jaman sekarang.
Perjalanan seni juga cinta semulus helicak antara geliat baleno. “ LUVANITA “ kata yang sering tergambar dalam cerita ini. Jangan dirunut dari alkisah LAILA MAJNUN tapi lihat dari kacamata KUMOJOYO dan KUMORATIH. Dua insan pewayangan yang menjadi icon dewa – dewi bagi orang jawa yang njawani. KUMOJOYO pangeran yang mendambakan kesempurnaan wanita dari hati dan pikiran bukan dari tampilan luar. KUMORATIH wanita yang akan anda temui dalam mimpi!. Mimpi seorang AWI tentang bidadari syurga yang berasal dari jenis manusia yang pernah hidup di bumi. Adakah TUHAN mengabulkan mimpi di dunia ataukah akhirat? Yang jelas masih samar antara derita dan ejakulasi cinta!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar