“ LUVANITA “
Ingin menangis dipelukan
Dalam sempurnanya waktu
Cincin dijari kecil
Keranda penentram jiwa
KABARKAN PADANYA !
“ KA,BAH Cinta “
Hati tempat penguasaku singgah
Cintaimu
Hanya tuk jadikanmu MAKMUM
Tanpamu
Hanya doa sepi pinta
“ SILENTIUM “
Malam yang cemburu kibaskan langit
Berbatas tipis pantai layer
Bunga karang sabar bercabang
Redakan samudra kian meradang
Masih
Menuai tangis dari langit
“ LEMBAH KALAMANIK “
Dilembah kalamanik
Ragui debu antara kelopak mata
Kau meninggi namun kembang disetapak
Masih jua fitnah pelangi dibinarmu
Kutemui damai di sudut bibirmu
Embun seka sela bibir manis kini kian tersenyum
Musti semai jujur padamu
Bibirmu tarikan indah lukisan
Sisipkan sejuk kilasan angina syurga
Menari cundangi nyanyian camar
“rayu tak merdu”
Aku bukan salah satu kekasihmu
Tak jua layak dihatimu
Hanya ingin kasih
Dimana setengah bulan sabit naungi kita
Sempurna kasih dibelai TUHAN
Tanpa nafsu rundung duka
“Prolog cinta”
Smalam cinta tlah datangi
Dia berpesan
“dia adamu
smakin jauh sulit tuk lupakan,
kala dekat tak kuasa berpisah,
cukup setia bodoh kau semat,
smakin luka cintamu menggila”
“Joker Cinta”
Tubuh tak mengenal cinta
Namun cinta butuh tubuh lain
Disana!
Separuh cinta dari syurga
Separuh nafsu dari iblis
“Lintang alian”
Bintang
Selalu hantarkan kisah cahaya
Sedang surya larikan binarnya
Tak pernah mengerti
Rembulan setua temanidalam sepi
“Cinta dalam bau”
Bunga bangkai berbiak
Kepak kupu gembalakan bibir
Berbelai tak bersingkur
“RINDU SEBATAS MAYA”
Lihat bulan sabit di candik ayu
Mengintip ayu wajahmu
Bersama sepenggal purnama sisa mega
Sertakan rindu padamu
Disini cermin pecahkan retina
Sedang hati mengasab hampa
“TANYA PADA SUNAH SAW”
Tercerabut dari penyembahan wanita
Hati tlah menjadi dipan TUHAN
Benar ingin hati, akanmu!
Tapi dimana kau disini
Sedang hasrat dibudaki TUHAN
Dapatkah kau ???
Hidup dipantat ini
Abdikan diri padaNYA
Sedang mesum kita setitik
“AWI TH’ NIGHT AS"
Dengan apa memuji cinta
Belaimu tak seindah tatapan hawa
Bila syurga kerajaan TUHAN
Kau pelantun QUR”AN kekasihNYA
Kini kau pergi
Sampaikah masa kau kembali
Ataukah hanya mimpi tak terbeli
“HALTE”
Sebenar apa jalinan
Sempurnakah syurga tanpamu
Sedang neraka tak indah bersamamu
Sekilas senyuman
Sudah itu…lalu
Ini hidup
Berarak duka
“JANGAN CINTAI BENCI”
Kita
Kata yang terlambat terjadi
Cinta
Biarlah jadi rahsia
Likuan hidup bukan lembaran dunia semata
Namun seutas tali yang harus kita rajut
Tuk gapai TUHAN
“SYAIR BENING”
Demi waktu yang mengernyit
Bulan mengiring kuncup
Bukan merajut rayu
Sedikit hantarkan rindu
Demi kasih dari kerling TUHAN
Kirimkan bening suci kasihmu
Di akhir dosa yang terlarang
“TANGIS LEMBAYUN”
Sumpah tanpa sesal jiwa
Kuasakan diri katupkan jemari
Sudutkan hati antara fakir
Bibir meratap dilambai mega
Pabila langit menegrnyitmentari sanding rembulan
Kemana kan lari
Akankah bersama juntai sapaMU
Tidak demi bulan kumenangis
Atau demi surya kumerintih
Dibelai anging menyadur rasa
Semua khilaf yang pernah ada
“ALAM PADA LARA“
Bertayuh rumpun mengering
Menyusur letih antara layu tatap mata
Terpetak rimbun akasia
Terhuyung batang kian mengerak
Masih hampa binarmu dari silafan kasih
“NDUTH”
Kunang ini masih termangu
Rindu sapa pelangi berbelati
Berbisik !
Ajari aku rasa
Biar sidetik terlupa akan DIA
Pada desiran ini
Sebilah embun
Dan dingin keranda
Tentramkan diri
Dalam duka darimu
“PENGADILAN SEMU”
Tlah dirajam karna masa
Ulah kelokan terdahulu
Tlah terjaga sapa
Merah dada kutitip salam
Dimana penjara ini berakhir
Tak berdalih siapa kan terpilih
Masih !
Tubuh terkurung perak berlarik duka
“KABUT”
Cinta tak sejauh pandang mata
Sejenak embun saja
Ikrarkan indahmu
Dimata surya dibibir dunia
Kian malam kian pudar
4.30 kabut jejali hari
Biaskan terang merkuri
Ingatkan akanmu
Masih alam ikrarkan hati
Selama hari berganti masih cintaimu
Selama purnama tak retak masih nantikanmu
Purna temukan syurga wajib pintaimu
“?”
Dari bintang pada bulan
Kenapa bumi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar