"gelisah sang pujangga"
mengintai hari tanpa suara
merajut waktu dalam ruang
terlintas kerumunan kata
berlarian
di dan ke
lubuk hati kejar berkejar
kelana jemari mengecup tinta
jejak pena Menguak noda yang tersangkut carikan
kurangkai lagi kupahami
apakah sama noda ini
dengan gelisah tak padam
meregang
terbelenggu
tak pernah cukup !!!
dengan peleton kata
Karena suara langit
tak melintas lagi
Disini Kita Berlajar, berdendang, bernyanyi puisi cerpen sastra dan menyelami indahnya untaian kata......silahkan gunakan seindah yang anda ingin...bersama kita selami indah pelukan TUHAN dalam dunia seni yang menakjubkan tidak sebesar sutardzi colozoum bacri, chairil anwar, Ws rendra, atau penyair besar. namun bagi saya sebuah puisi menjadi berarti dan bermakna bagi satu orang saja sudah sangat memuaskan.
Rabu, 29 September 2010
Sabtu, 25 September 2010
" TARKAM PUISI "
laskar panabuh mimpi
mematri jaman dalam identifikasi
beri nyata pada kegalauan imaji
sekumpul babu kata
mengais sudut masa dengan limitasi
memerah tidur para pekerja tahta
lalu, tertindih konspirasi aligatori
tarkam babu kata
gerilya menatap peniti
meraba tajamnya rasa
menyadap sebuah rasa yang hakiki
terfikir daya beli manusia INDONESIA membuncah
memang harus
segala kini telah naik
MEMBELI ATAU MATI
satu tepuk, nyamuk mati
begitulah kita
dekat dibiri
jauh dicaci
tarkam puisi kini sepi
tumpukan kata mati dikencing waktu
pemetik akhir " kontroversi peniti "
BILAH BILAH BAMBU BERTULIS ARANG
" tak bahaya,
tak rugikan,
tapi ingat.....
dimanapun dia singgah;
tinggalkan lobang,
berikan noda luka,
BAGAIMANA PENITIMU? "
mematri jaman dalam identifikasi
beri nyata pada kegalauan imaji
sekumpul babu kata
mengais sudut masa dengan limitasi
memerah tidur para pekerja tahta
lalu, tertindih konspirasi aligatori
tarkam babu kata
gerilya menatap peniti
meraba tajamnya rasa
menyadap sebuah rasa yang hakiki
terfikir daya beli manusia INDONESIA membuncah
memang harus
segala kini telah naik
MEMBELI ATAU MATI
satu tepuk, nyamuk mati
begitulah kita
dekat dibiri
jauh dicaci
tarkam puisi kini sepi
tumpukan kata mati dikencing waktu
pemetik akhir " kontroversi peniti "
BILAH BILAH BAMBU BERTULIS ARANG
" tak bahaya,
tak rugikan,
tapi ingat.....
dimanapun dia singgah;
tinggalkan lobang,
berikan noda luka,
BAGAIMANA PENITIMU? "
Langganan:
Komentar (Atom)